DAMPOL TONGOSAN: Suatu Tinjauan Dogmatis terhadap Pemahaman Masyarakat Huta Aeknasia tentang Kuasa dalam Praktek Dampol Tongosan dan Relevansinya bagi Jemaat GKPI Aeknasia
Abstract
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman secara dogmatis kepada Jemaat GKPI Aeknasia mengenai kuasa dalam praktek pengobatan dampol tongosan yang ada di huta Aeknasia. Dampol tongosan merupakan pengobatan tradisional untuk mengobati patah tulang, keseleo atau sejenisnya yang dilakukan dari jarak jauh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan menyebarkan angket kepada masyarakat huta Aeknasia dengan mengambil sampel 54 jiwa dari 541 jiwa total populasi. Adapun hasil penelitian ini yaitu: masyarakat huta Aeknasia memahami bahwa dampol tongosan adalah pengobatan biasa, yang merupakan kekayaan budaya dan tidak mempengaruhi iman percaya kepada Allah Tritunggal. Banyak orang Kristen yang menggunakan pengobatan ini dan memahami bahwa pengobatan ini sebagai warisan nenek moyang yang harus dijaga atau dilestarikan. Sementara, titik utama dari dampol tongosan ini adalah tabas-tabas (Mantra) yang diberikan oleh ahli pandampol, tanpa tabas-tabas maka pengobatan tersebut tidak akan bermanfaat. Dengan demikian, apakah semua pengobatan bisa dicoba atau dijalani? Nyatanya tidak. Sekalipun dalam keadaan sakit, jemaat Tuhan harus tetap berpengharapan pada kuasa Tuhan, dan selektif dalam memilih langkah pengobatan yang ingin dicoba sehingga tidak mengundang murka ALLAH. Sumber kesembuhan hanya berasal dari Allah, jemaat Tuhan haruslah berhati-hati dalam menjalani pengobatan yang dilalui. Memang tidak semua kegiatan-kegiatan budaya maupun juga upaya pengobatan/penyembuhan secara tradisional otomatis masuk dalam kategori okultisme. Tapi apabila proses pengobatan yang dilalui menggunakan atau mengharapkan atau meminta bukan kepada Tuhan, itu merupakan kekejian bagi Allah.